Ada yang suka petualangan? Bagaimana jika petualangannya di bawah laut? Sebuah karya Andi Manopo akan memapatkan panorama alam bawah laut di Bali, Lampung dan Jakarta untuk 11: 11.
Lantas, apa sih 11:11? Misteri apa dibalik angka tersebut? Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi sebuah misteri dari 11:11. Yakni tentang kehadiran mahluk astral
"Apa Yang Kau Lihat?" Dengan tagline yang diambil tentu saja akan membuat bulu kuduk merinding karena kehadiran mahluk lain. Wih seram!
Film ini diambil dengan genre berbeda dari yang lain. Yakni dengan menyajikan pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Namun di balik itu semua tersimpan kehororan yang nyata.
Selain itu, tersaji kearifan lokal yang fokus menyoroti tentang kedalaman laut dan suasana pantai yang berbeda sehingga film 11: 11 berbeda dari yang lain.
Andi Manopo sebagai sutradara pun memberi sentuhan artistik hasil pengambilan gambar bawah laut dari kamera supercanggih siap buat sensasi menonton menghibur dan buat takjub.
Persembahan An Armein Firmansyah Production memulai tradisi kualitas segala-galanya dari production value film yang lokasi syutingnya di objek indah Bandar Lampung. Tayang awal tahun tepatnya 31 Januari 2019.
Sinopsis:
Suatu malam, seorang wanita bernama Dewi mempersiapkan alat selamnya. Sesudah semua siap, Dewi mencium kening putranya, Galih yang masih terlelap tidur lalu dia memakaikan sebuah gelang ke tangan kanan Galih.
Di sebuah laut di lepas pantai Tanjung Biru, bulan purnama menyinari. Tampak sebuah kapal misterius. Dua orang perampok duduk di atas kapal. Mereka melihat jam dengan gelisah. Tampak jam menunjukkan 11:11.
Sekarang saatnya mereka menyelam. Tanpa mereka sadari, jam mereka berhenti berdetak di jam 11:11.
Sesudah mereka turun, dan kembali ke atas, mereka diserang oleh siluman. Mereka mati satu persatu. Kemudian jam kembali berdetak.
10 tahun kemudian, Galih pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang menyukai petualangan dan alam. Terlebih ia sekarang adalah seorang mahasiswa tingkat menengah, sedang menyelenggarakan pameran fotografi bawah laut. Galih yang sedang pameran, ditanyai oleh seorang pengunjung museum, mengenai asal usul kecintaannya pada laut.
Galih menjelaskan bahwa dulu ibunya yang hilang sampai sekarang, adalah seorang aktivis konservasi alam yang menghilang saat sedang melakukan pekerjaannya. Satu-satunya peninggalan ibu Galih yang masih tersisa, adalah sebuah gelang etnis dengan simbol yang unik.
Malamnya, Galih mengalami mimpi buruk hingga terbangun. Saat mengambil minum, tanpa sadar jam menunjukkan jam 11:11. Tiba- tiba ia mengalami panggilan-panggilan gaib. Gelang etnik pemberian Ibunya terputus, salah satu pernak-perniknya menggelinding ke bawah meja tua. Galih berusaha mengambil pernak-pernik itu, dan menemukan sebuah peta.
Galih menghubungi kawan-kawannya, mereka adalah Martin, seorang pria tampan petualang; Ozan, yang ceroboh dan selalu ingin tahu; dan Vania, seorang gadis vlogger yang cantik. Galih menunjukkan peta itu. Mereka langsung bertujuan sama untuk menuju tempat yang ditunjukkan peta. Seketika itu juga mereka mempersiapkan diri untuk berangkat.
Galih, Ozan, Vania, Martin beranjak ke Tanjung Biru menggunakan mobil. Beberapa kali mereka berhenti di titik-titik sambil melihat pemandangan dan mengambil banyak foto. Tampak Vania melakukan pendekatan ke Galih, tapi Galih tidak meresponnya. Justru Martin yang melakukan pendekatan ke Vania, tapi Vania juga tidak meresponnya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah cottage. Mereka disambut oleh orang lokal, RAMA. Cottage itu sepi, karena masih baru dibangun. Rama memberitahu bahwa ada bagian-bagian Tanjung Biru yang tidak boleh dimasuki. Rama melihat gelang Galih, dan memicingkan mata.
Malam saat purnama, Galih duduk sambil menatap perairan. Vania menghampirinya, dan Galih bercerita tentang ibunya. Saat itulah Martin melihat gemerlap di perairan. Ia tertarik menyelaminya. Ozan yang teringat ucapan Rama, berusaha mencegahnya. Tapi Martin sudah keburu lari dan menyelam.
Galih dan Vania langsung mengikutinya. Ozan yang takut sendirian di cottage, juga ikutan berangkat.
Di lokasi yang bercahaya tersebut, mereka melakukan diving. Pada saat menyelam, rombongan itu menemukan sebuah kapal yang karam di dekat sebuah palung. Mereka mengeksplorasi kapal itu, tidak tampak adanya jenazah siapa-pun, sekoci kapal itu hilang, talinya seperti dipotong dengan benda tajam.
Mereka menemukan sebuah pintu yang ganjil, seperti bekas dipalang, namun sudah dihancurkan. Mereka masuk ke dalam kapal, dan terkejut saat menemukan sesosok kerangka manusia di dalamnya. Di kerangka tersebut, dapat ditemukan artifak dengan symbol yang sama dengan gelang etnik milik Galih.
Kejadian aneh mulai terjadi saat Ozan menyentuh artifak yang ada di tangan kerangka tersebut, semua jam yang ada di kapal tersebut mendadak bergerak. Tiba-tiba ada bayangan hitam bergerak cepat. Beruntung rombongan tersebut dapat keluar tepat waktu, sebelum dibunuh oleh bayangan tadi.
Mereka buru-buru naik ke permukaan. Dan kaget saat mendapati Rama sudah menunggui mereka di permukaan dengan perahu lain. Tampak Rama melihat mereka dengan tatapan marah. Kemudian mereka kembali ke cottage.
Namun perjuangan mereka bertahan hidup tidaklah mudah, gangguan makhluk halus terus terjadi. Satu per satu mereka tewas oleh makhluk halus tersebut. Terlebih saat mereka menyadari, sejak terdampar, waktu tidak bergerak, alias terhenti di pukul 11:11
Yang tersisa di akhir tinggal Galih dan Vania, mereka meneruskan petualangan, hingga mereka menemukan sebuah lodge yang nampak ditinggalkan penghuninya. Mereka berempat menjelajah lodge tersebut dan menemukan sesosok kerangka manusia dengan tengkorak yang retak.
Galih mengenalinya dari gelang etnik yang dikenakan kerangka tersebut, itu adalah kerangka Dewi, ibunya yang menghilang bertahun-tahun lalu.
Vania yang menjelajahi lodge tersebut, berhasil menemukan informasi bahwa Dewi bukan sekedar aktivis pecinta alam biasa, ia juga seorang juru kunci dari situs kapal Jepang yang angker tersebut.
Mereka berdua mengurutkan fakta yang mereka peroleh, kapal tersebut dikatakan tenggelam pada pukul 11:11 malam, setelah membawa sebuah artifak rampasan perang, pada tanggal 11 November, tepat saat bulan purnama bersinar.
Kapal tersebut hanya dapat ditemukan pada tanggal dan jam tersebut, pada saat bulan purnama, kebetulan tanggal tersebut adalah saat rombongan Galih menyelam. Konon angka tersebut adalah saat terbukanya gerbang bagi dunia makhluk gaib, untuk menjadi satu dengan dunia manusia. Ibu Galih tewas saat mencoba melindungi situs tersebut dari tangan para pemburu harta
Tidak lama berselang, Galih dan Vania kembali diteror oleh sesosok siluman. Hingga Vania tersudut. Akhirnya Galih mengorbankan diri, dengan tinggal di Tanjung Biru, asalkan Vania dibebaskan. Vania awalnya tidak mau melepaskan Galih. Tapi Galih mendorong Vania menjauh.
Bayangan hitam meliputi Galih saat Vania pergi. Kemudian Galih menghilang. Galih menjadi pelindung situs tersebut. Bayang-bayang misteri 11: 11 masih terus menghantui mereka. Lalu apa yang terjadi? Temukan jawabannya 31 Januari 2019 nanti!
Lantas, apa sih 11:11? Misteri apa dibalik angka tersebut? Hal tersebutlah yang akhirnya menjadi sebuah misteri dari 11:11. Yakni tentang kehadiran mahluk astral
"Apa Yang Kau Lihat?" Dengan tagline yang diambil tentu saja akan membuat bulu kuduk merinding karena kehadiran mahluk lain. Wih seram!
Film ini diambil dengan genre berbeda dari yang lain. Yakni dengan menyajikan pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Namun di balik itu semua tersimpan kehororan yang nyata.
Selain itu, tersaji kearifan lokal yang fokus menyoroti tentang kedalaman laut dan suasana pantai yang berbeda sehingga film 11: 11 berbeda dari yang lain.
Andi Manopo sebagai sutradara pun memberi sentuhan artistik hasil pengambilan gambar bawah laut dari kamera supercanggih siap buat sensasi menonton menghibur dan buat takjub.
Persembahan An Armein Firmansyah Production memulai tradisi kualitas segala-galanya dari production value film yang lokasi syutingnya di objek indah Bandar Lampung. Tayang awal tahun tepatnya 31 Januari 2019.
Sinopsis:
Suatu malam, seorang wanita bernama Dewi mempersiapkan alat selamnya. Sesudah semua siap, Dewi mencium kening putranya, Galih yang masih terlelap tidur lalu dia memakaikan sebuah gelang ke tangan kanan Galih.
Di sebuah laut di lepas pantai Tanjung Biru, bulan purnama menyinari. Tampak sebuah kapal misterius. Dua orang perampok duduk di atas kapal. Mereka melihat jam dengan gelisah. Tampak jam menunjukkan 11:11.
Sekarang saatnya mereka menyelam. Tanpa mereka sadari, jam mereka berhenti berdetak di jam 11:11.
Sesudah mereka turun, dan kembali ke atas, mereka diserang oleh siluman. Mereka mati satu persatu. Kemudian jam kembali berdetak.
10 tahun kemudian, Galih pun tumbuh menjadi seorang pemuda yang menyukai petualangan dan alam. Terlebih ia sekarang adalah seorang mahasiswa tingkat menengah, sedang menyelenggarakan pameran fotografi bawah laut. Galih yang sedang pameran, ditanyai oleh seorang pengunjung museum, mengenai asal usul kecintaannya pada laut.
Galih menjelaskan bahwa dulu ibunya yang hilang sampai sekarang, adalah seorang aktivis konservasi alam yang menghilang saat sedang melakukan pekerjaannya. Satu-satunya peninggalan ibu Galih yang masih tersisa, adalah sebuah gelang etnis dengan simbol yang unik.
Malamnya, Galih mengalami mimpi buruk hingga terbangun. Saat mengambil minum, tanpa sadar jam menunjukkan jam 11:11. Tiba- tiba ia mengalami panggilan-panggilan gaib. Gelang etnik pemberian Ibunya terputus, salah satu pernak-perniknya menggelinding ke bawah meja tua. Galih berusaha mengambil pernak-pernik itu, dan menemukan sebuah peta.
Galih menghubungi kawan-kawannya, mereka adalah Martin, seorang pria tampan petualang; Ozan, yang ceroboh dan selalu ingin tahu; dan Vania, seorang gadis vlogger yang cantik. Galih menunjukkan peta itu. Mereka langsung bertujuan sama untuk menuju tempat yang ditunjukkan peta. Seketika itu juga mereka mempersiapkan diri untuk berangkat.
Galih, Ozan, Vania, Martin beranjak ke Tanjung Biru menggunakan mobil. Beberapa kali mereka berhenti di titik-titik sambil melihat pemandangan dan mengambil banyak foto. Tampak Vania melakukan pendekatan ke Galih, tapi Galih tidak meresponnya. Justru Martin yang melakukan pendekatan ke Vania, tapi Vania juga tidak meresponnya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah cottage. Mereka disambut oleh orang lokal, RAMA. Cottage itu sepi, karena masih baru dibangun. Rama memberitahu bahwa ada bagian-bagian Tanjung Biru yang tidak boleh dimasuki. Rama melihat gelang Galih, dan memicingkan mata.
Malam saat purnama, Galih duduk sambil menatap perairan. Vania menghampirinya, dan Galih bercerita tentang ibunya. Saat itulah Martin melihat gemerlap di perairan. Ia tertarik menyelaminya. Ozan yang teringat ucapan Rama, berusaha mencegahnya. Tapi Martin sudah keburu lari dan menyelam.
Galih dan Vania langsung mengikutinya. Ozan yang takut sendirian di cottage, juga ikutan berangkat.
Di lokasi yang bercahaya tersebut, mereka melakukan diving. Pada saat menyelam, rombongan itu menemukan sebuah kapal yang karam di dekat sebuah palung. Mereka mengeksplorasi kapal itu, tidak tampak adanya jenazah siapa-pun, sekoci kapal itu hilang, talinya seperti dipotong dengan benda tajam.
Mereka menemukan sebuah pintu yang ganjil, seperti bekas dipalang, namun sudah dihancurkan. Mereka masuk ke dalam kapal, dan terkejut saat menemukan sesosok kerangka manusia di dalamnya. Di kerangka tersebut, dapat ditemukan artifak dengan symbol yang sama dengan gelang etnik milik Galih.
Kejadian aneh mulai terjadi saat Ozan menyentuh artifak yang ada di tangan kerangka tersebut, semua jam yang ada di kapal tersebut mendadak bergerak. Tiba-tiba ada bayangan hitam bergerak cepat. Beruntung rombongan tersebut dapat keluar tepat waktu, sebelum dibunuh oleh bayangan tadi.
Mereka buru-buru naik ke permukaan. Dan kaget saat mendapati Rama sudah menunggui mereka di permukaan dengan perahu lain. Tampak Rama melihat mereka dengan tatapan marah. Kemudian mereka kembali ke cottage.
Namun perjuangan mereka bertahan hidup tidaklah mudah, gangguan makhluk halus terus terjadi. Satu per satu mereka tewas oleh makhluk halus tersebut. Terlebih saat mereka menyadari, sejak terdampar, waktu tidak bergerak, alias terhenti di pukul 11:11
Yang tersisa di akhir tinggal Galih dan Vania, mereka meneruskan petualangan, hingga mereka menemukan sebuah lodge yang nampak ditinggalkan penghuninya. Mereka berempat menjelajah lodge tersebut dan menemukan sesosok kerangka manusia dengan tengkorak yang retak.
Galih mengenalinya dari gelang etnik yang dikenakan kerangka tersebut, itu adalah kerangka Dewi, ibunya yang menghilang bertahun-tahun lalu.
Vania yang menjelajahi lodge tersebut, berhasil menemukan informasi bahwa Dewi bukan sekedar aktivis pecinta alam biasa, ia juga seorang juru kunci dari situs kapal Jepang yang angker tersebut.
Mereka berdua mengurutkan fakta yang mereka peroleh, kapal tersebut dikatakan tenggelam pada pukul 11:11 malam, setelah membawa sebuah artifak rampasan perang, pada tanggal 11 November, tepat saat bulan purnama bersinar.
Kapal tersebut hanya dapat ditemukan pada tanggal dan jam tersebut, pada saat bulan purnama, kebetulan tanggal tersebut adalah saat rombongan Galih menyelam. Konon angka tersebut adalah saat terbukanya gerbang bagi dunia makhluk gaib, untuk menjadi satu dengan dunia manusia. Ibu Galih tewas saat mencoba melindungi situs tersebut dari tangan para pemburu harta
Tidak lama berselang, Galih dan Vania kembali diteror oleh sesosok siluman. Hingga Vania tersudut. Akhirnya Galih mengorbankan diri, dengan tinggal di Tanjung Biru, asalkan Vania dibebaskan. Vania awalnya tidak mau melepaskan Galih. Tapi Galih mendorong Vania menjauh.
Bayangan hitam meliputi Galih saat Vania pergi. Kemudian Galih menghilang. Galih menjadi pelindung situs tersebut. Bayang-bayang misteri 11: 11 masih terus menghantui mereka. Lalu apa yang terjadi? Temukan jawabannya 31 Januari 2019 nanti!
Komentar
Posting Komentar