Hira melangkahkan kakinya
dengan semangat. Malam ini ia akan kembali lagi pada dunia perkaratean. Sudah
satu tahun ini ia tidak latihan.Karena tahun kemarin ia fokus belajar untuk
ikut Ujian Akhir Sekolah. Namun kini, ia
sudah memasuki SMA favorit
dambaannya, kini ia melanjutkan kembali di dunia perkaratean. Rasa senang
bercampur takut menghinggapi dirinya.Ia takut kalau-kalau sempai memarahinya
karena sudah satu tahun tidak latihan.Obi kuning melingkar di pinggangnya. Ia
pun merapikan doginya dan menguncir rambutnya
“Ayo kak,siap berangkat," ucap Galih
adiknya. Hira pun menganggukan kepalanya.
“Ayo cepat, udah jam 18.50 nih, 10
menit lagi masuk nih," tambah Ranti sepupunya.
Mereka
pun berangkat, tetap saja Hira merasa takut. Saat mereka sampai di dojo, Hira
merasa asing dengan wajah-wajah baru di dojonya.
“Ayo cepat-cepat,,bentuk barisan !!
Ayo adek-adek,cepat buat barisan! Yang sabuk warna dan yang putih dipisah ya
!” Teriak seorang anak laki-laki seusia Hira. Ia seorang sempai, obi hitam
melingkar dipinggangnya.
“Hah,,adek..? gue udah SMA
kalee..dikira nya gue masih anak SMP kali ya,,hadeeh," gumam Hira
“Apa kamu bilang?" ucap Arya yang
sejak tadi berdiri di samping dan mendengar ucapan Hira
“Hah..enggak kok pai,, hehe," turur Hira gugup sambil tersenyum simpul. Karena para sempai lain nya tidak
hadir, maka hanya sempai Arya dan Danu yang melatih para kohai.
“Latihan dasar dulu ya,setelah itu kihon,sampai istirahat. Siap-siap sesudah istirahat kita latihan Kata’..mengerti semua nya !” Teriak Arya.
“Latihan dasar dulu ya,setelah itu kihon,sampai istirahat. Siap-siap sesudah istirahat kita latihan Kata’..mengerti semua nya !” Teriak Arya.
“Oss! sempai” Jawab yang lainnya
secara serempak.
Benar saja apa
yang ditakutkan Hira, ia pun lupa semua gerakan karate. Ia pun seperti orang bego
yang bingung sendiri dengan gerakannya yang salah. Ia pun merasa malu, terlebih
Arya mengejeknya karena ia jarang latihan.
“Ketauan
kan sekarang,siapa yang jarang latihan dan yang giat latihan..makanya dek, jadi
orang itu jangan males latihan. Kan malu kalo udah sabuk kuning, masa ,kihon aja
gak tau." Ucap Arya,sambil mata nya melirik ke Hira. Hira pun malu bukan
kepalang,ia hanya menundukkan kepala dan diam seribu bahasa.Tibalah saat
istirahat.
“Kak, minta
uang dong,aku mau jajan," kata Galih. Hira pun segera memberikan Galih uang
untuk ia membeli minum dan cemilan.
“Kak, kenapa kok
aku liat tadi gerakan kakak salah mulu..cie..diledekin sempai Arya," goda Ranti.
“Iya nih
Ran, kakak lupa tau gerakan nya itu.Oh ya,tadi ada sempai yang sok tu panggil
gue adik lagi, dia kira gue adiknya kali ya..paling dia itu masih anak SMP
ingusan. Enak aja panggil Gue adek, gak tau apa,Gue itu udah SMA," ucap Hira
“Hahaha..nama
nya Arya Sinaga..cie,,bangga yan udah SMA..wajar kali kak dia panggil adek, kan
dia itu senpai kita, dan dia itu udah kelas 2 SMA," timbal Ranti.
Hira pun
kaget mendengar ucapan Ranti kalau Arya ternyata sudah kelas 2 SMA, satu tingkat
diatasnya. Saat yang paling menakutkan adalah saat latihan kata’.Dag-dig-dug
jantung Hira saat latihan dimulai kembali. Mereka pun latihan kata ’,berawal
dari Nidan, Hira pun masih menghela nafas lega karena masih mengingat gerakan
Nidan. Tiba gerakan Shodan, ia pasrah
dengan keadaan. Awal nya ia mengikuti gerakan, saat gerakan semakin rumit,ia pun
bingung dengan gerakannya. Ia pun memutuskan untuk stop gerakan dan berdiri
diam.
“Gue
kayak orang bego ya? sumpah, malem ini sangat memalukan bagi gue”. Ucap Hira
dalam hati
“Ayo,lanjut
sampai Kata’ terakhir," teriak Arya.
Hira pun
bengong sendirian. Datanglah Arya, saat gerakan Hira salah, Arya selalu membenarkannya.
“Kalau
Angi-uki,gerakannya keatas,,,begini," ucap Arya sambil memegang tangan Hira dan
membenarkan gerakannya yang salah.
Hira pun memperhatikan wajah Arya yang
menurutnya ganteng. Arya pun heran melihat sikap Hira yang terus
memperhatikannya. Lama-kelamaan Hira pun semakin bertambah kekagumannya
terhadap Arya, terlebih saat Arya meraih mendali perak saat lomba komite karate
tingkat provinsi.
“Sempai
Arya mana ya? kok belum datang?" ujar Hira sambil mencari-cari Arya.
“Iih..kakak
suka ya ama sempai Arya..uh, kakak,,gak usah lebay dong ama sempai Arya." tutur Ranti
“Idih..Siapa
yang lebay..gue suka ama Arya ? enggak lah ya..napa, lo suka ya ama Arya?” Jawab
Hira
Ranti
merasa tersaingi dengan Hira, ia takut,karena Ranti juga menyukai Arya, bukan
hanya mereka tapi hampir anak-anak di dojo juga menyukai Arya.
Keesokan malamnya, Hira
melangkah dengan semangat menuju dojo. Ia tak sabar bertemu Arya di dojo, rasa
nya satu hari tak bertemu Arya, hambar terasa. Arya pun datang, jantungnya
semakin tak karuan. Namun kali ini, Arya datang tak sendirian, ia membonceng
seorang gadis yang cantik, ia terlihat sangat akrab, hatiku miris melihatnya.
Sudah satu bulan ini Hira melihat keakraban mereka, Hira sangat cemburu
melihatnya. Hingga suatu hari diam-diam ia mencari tau info tentang cewek itu,
namanya Rosa. Hira pun sedikit
menghindar saat bertemu Arya. Setiap Arya berdiri disamping Hira, Hira pun
menghindar. Arya pun heran melihatnya.
“Hai,
gerakanmu salah!" ujar Arya. Hira pun tersenyum simpul sembari menggeserkan
kakinya satu langkah, menghindari Arya. Ketika pulang dari latihan, lagi-lagi
Arya menyapa Hira, lagi-lagi Hira menghindar. Dan malam ini,lagi-lagi Hira
berlatih sendiri karena adik dan sepupunya tidak latihan. Hira pun berjalan
sendirian, menelusuri gang yang sepi. Dari kejauhan, segerombolan pemuda datang
mencegat Hira yang berjalan sendirian. Hira pun takut. Salah seorang dari
pemuda itu menarik tangan Hira sembari menyodorkan sebuah pisau.
“Serahkan
barang berhargamu, kalau kamu tidak mau terluka.”
“Jangan
macam-macam kalian!” teriak Hira sedikit memberanikan diri, walau ia sangat
takut, ia berusaha berani. Ia mencoba melawan dengan menonjok wajah salah
seorang pemuda itu sampai berdarah. Melihat rekannya dihajar, pemuda lainnya
mendekati Hira.
Hira pun melangkah mundur, namun salah seorang pemuda
begajulan itu tersungkur, ternyata Arya yang menghajarnya, Arya segera
menghajar para pemuda begajulan itu hingga mereka tepar. Segera Arya
menghubungi polisi, yang tak lain pelatih karate mereka. Para begajulan itu pun
ditangkap polisi.
“Terimakasih
sempai Arya.” Ucap Hira sambil terbata-bata.
“Iya
Hira.”
“Kok
kamu tanpak menghindar sih sama aku?”
“Nanti
pacar senpai marah lagi.”
“Pacar?”
“Iya.”
Arya
tersenyum sembari mengelus-elus kepala Hira.
“Siapa
maksudmu?”
“Rosa.”
Arya pun
terbahak-bahak tertawa sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia menjelaskan
kalau Rosa adalah saudara sepupunya. Hira sangat senang mendengarnya. Semakin
lama mereka semakin dekat. Hingga suatu hari Hira pun mengungkapkan
perasaannya pada Arya. Arya pun tersenyum sembari mengatakan hal yang sama pada
Hira, jantung Hira seakan terbang kelangit ketujuh mendengar ucapan Arya yang
juga mempunyai rasa yang sama padanya. *(Mar)
Komentar
Posting Komentar