Di era modern seperti sekarang ini, setiap orang
berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Melakukan berbagai usaha untuk
pencitraan diri. Tak hanya itu banyak juga orang bangga atas keberhasilan yang
telah dicapai. Hal tersebut sering kali membuat seseorang menganggap
dirinya-lah yang paling sempurna dan pada akhirnya sifat tersebut dapat memupuk
manusia menjadi arogansi atau angkuh.
Dalam keseharian
sering kali manusia menjadi lupa akan kodratnya sebagai hamba Allah SWT. Segala
sesuatu yang dilakukan semuanya karena Allah SWT. Oleh karena itu, harusnya
manusia tau diri dan sadar atas sikap. Karena sesungguhnya, manusia itu
hanyalah mahluk yang lemah dan tidak berarti apa-apa tanpa adanya campur tangan
dari sang pencipta.
Allah SWT selalu
memberikan nikmat kepada tiap hambanya yang mau berusaha. Jika manusia itu
telah berusaha dan senantiasa bersyukur atas nikmat yang telah Tuhannya
berikan, maka nikmat itu akan ditambah, begitu pula sebaliknya. Maka
sesungguhnya, tak ada yang perlu disombongkan dalam segala sesuatu. Semua yang
telah dicapai dan didapat adalah titipan semata dari Allah SWT.
Maka
dari itu, sebagai hamba Allah SWT, tak ada yang terlalu disombongkan. Karena
Allah SWT tidak menyukai orang-orang sombong. Seharusnya manusia senantiasa
menjaga hati agar menjadi pribadi yang rendah hati. “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan,” ( Q.S. Al
Furqan ayat 63 ).
Belajar dari Alam
Allah SWT
menciptakan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini dengan maksud dan tujuan
agar manusia senantiasa mengingat akan kekuasaan-Nya. Salah satu contohnya
adalah tanaman padi. Dari tanaman padi tersebut, manusia bisa belajar akan
nilai kehidupan. Yang mana, jika semakin berisi padi tersebut, maka ia akan
merunduk. Sama halnya dengan apa yang harus dilakukan oleh manusia, jika
manusia tersebut memiliki suatu jabatan yang tinggi atau sedang berada di atas
angin, maka jangan lupa untuk bersikap rendah hati.
Makin berisi
makin merunduk, bak pepatah ilmu padi, sama halnya dengan konsep hidup yang
harus manusia terapkan. Menjadi sosok sederhana yang senantiasa rendah hati
merupakan sikap yang harus diterapkan oleh hamba Allah SWT. Ibarat padi,
semakin berisi maka semakin merunduk. Hal tersebut kental dengan makna yang
harus diikuti oleh manusia yakni semakin tinggi maka harus semakin rendah hati.
Semakin tinggi
orang tersebut, maka harus bersikap rendah hati. Jangan sampai pangkat,
jabatan, kedudukan serta harta menjadikan manusia menjadi sombong dan merasa
dirinya paling sempurna. Sifat seperti itu sangat di benci Allah SWT, karena
sebaik-baiknya manusia adalah ia yang pandai bersyukur dan tidak menunjukan
kesombongannya.
Jika ilmu padi
mengajarkan manusia jika semakin berisi semakin merunduk, yang berarti semakin
tinggi semakin rendah hati, maka ada pula pepatah yang mengatakan jika semakin
tinggi suatu pohon maka akan semakin kencang pula angin yang menerpanya. Begitu
pula konsep dalam kehidupan sehari-hari. Jika manusia diibaratkan pohon
tersebut, semakin tinggi kekuasaan atau kedudukan yang dicapai, maka akan ada
saja cobaan yang datang menimpa.
Hal tersebut
merupakan salah satu dari cara Allah SWT untuk menguji keiumanan tiap
hamba-Nya. Oleh sebab itu, sebagai manusia, harusnya menjadi pribadi yang
rendah hati dan gemar bersyukur atas apa yang telah Allah SWT berikan. Karena
semua itu berasal dari lah SWT dan pasti akan kembali lagi pada Allah SWT.
Menerapkan Tawadhu Dan Menjauhkan Diri Dari Sifat
Sombong
Tawadhu artinya
adalah sifat rendah hati dan tidak sombong. Sifat yang satu ini sangat disukai
oleh Allah SWT. Menjadi seseorang yang memiliki sifat Tawadhu dapat menuntun manusia
menuju surga yang hakiki, baik surga dunia dan akhirat.
Jika seseorang
memiliki sifat Tawadhu dan tidak angkuh, maka tiap apa yang dilakukannya Allah
SWT akan memberikan pahala kebaikan. Tak hanya itu, jika seseorang senantiasa
rendah hati dan tidak ada sifat congkak dalam diri, maka ia akan terus berusaha
untuk memperbaiki semua sifat dan sikap. Dengan hidup sederhana dan apa adanya,
maka Insya Allah akan dimudahkan jalannya oleh Allah SWT dalam segala urusan.
Terkadang untuk
menerapkan sifat Tawadhu dalam diri, seringkali ada banyak hal yang
menghalangi. Dan yang paling tidak bisa dipungkiri adalah adanya sifat sombong
dengan menganggap semuanya telah tercapai atas usahanya sendiri. Sebagai hamba
Allah SWT yang lemah, manusia harusnya sadar akan kodratnya sebagai mahluk
Allah SWT dan membuang segala sifat sombong dalam diri.
Jika seseorang
menanamkan sifat Tawadhu dalam diri, maka ia akan senantiasa menjadi manusia
yang Tawakal dan Tawadhu, dan Allah SWT kan meninggikan derajat orang tersebut.
sifat rendah hati ini mengajarkan manusia jika dalam dirinya masih banyak
kekurangan yang harus dipetrbaiki, karena pada dasarnya tak ada manusia yang
sempurna. Rasulullah pernah bersabda, “Tawadhu’lah
kalian, duduk-duduklah kalian dengan orang-orang miskin, pasti kalian menjadi
orang besar disisi Allah dan terbebas dari kesombongan,”(HR. Abu Mu’aim).
Oleh sebab itu,
baiknya manusia tahu diri kalau dirinya hanyalah manusia ciptaan Allah SWT. Dan
kesombongan itu hanyalah milik Allah SWT semata. Karena Dia-lah yang Maha
Sempurna dan tak ada satu mahluk dan dzat pun yang dapat menandingi
kesempurnaan-Nya. Dan semua yang diberikan oleh Allah SWT merupakan karunia
yang telah diberikan-Nya kepada hamba-Nya, dari situ harusnya manusia
senantiasa menjadi pribadi yang rendah hati dan gemar bersyukur. Maka, nikmat
Tuhan-Mu yang mana lagi yang kamu dustakan? *(Mar)
Komentar
Posting Komentar